tips merawat burung muda atau bakalan
TIPS PERAWATAN BURUNG MUDA/BAKALAN
Membeli burung bakalan / muda hutan (MH) memang menjadi salah satu
pilihan favorit bagi kicaumania di Indonesia. Selain harganya lebih
murah daripada burung yang sudah jadi, ada kepuasan tersendiri jika kita
bisa memoles burung yang semula hanya ngeriwik menjadi burung yang
gacor dan penuh isian, tidak peduli apakah burung mau diplot jadi burung
lomba atau sebagai penghibur di rumah. Namun, harus diakui, tidak mudah
untuk merawat burung bakalan. Tetapi beberapa tips perawatan burung
bakalan ini bisa membantu Anda yang mengalami kesulitan.
Hampir
semua pasar burung menjual burung bakalan, baik yang hanya memiliki
lapak pinggir jalan maupun yang menempati kios / roko di kompleks pasar.
Harganya pun bervariasi, tergantung dari jenis burung dan berapa lama
pedagang merawat burung tersebut (terkait biaya pakan yang dikeluarkan).
Salah satu hal yang penting diketahui dalam membeli burung bakalan
adalah bagaimana burung tersebut ditangkap. Untuk burung-burung kecil
seperti ciblek, pleci, gelatik, dan sejenisnya, biasanya didapatkan
dengan cara dijaring atau menggunakan getah pulut.
Adapun untuk
burung yang ukurannya sedikit lebih besar dari kelompok di atas,
misalnya kacer, murai batu, anis merah dan anis kembang, umumnya
menggunakan kandang jebakan, jaring, getah, dan kail pancing. Bagaimana
membedakan burung hasil pancingan dan hasil tangkapan menggunakan
jaring, silakan baca kembali artikelnya di sini.
Fenomena
burung bakalan memang menarik untuk dibicarakan. Jika kita kurang
memahami perawatannya, maka uang yang dikeluarkan untuk membeli burung
tersebut bakal sia-sia, karena burung dalam beberapa hari kemudian mati.
Kunci keberhasilan merawat burung bakalan biasanya harus melalui tiga
tahap, yaitu jinak, mau makan voer, dan rajin bunyi. Tiga hal itulah
yang menjadi alasan mengapa burung bakalan banyak digemari kicaumania,
selain faktor harga yang relatif terjangkau.
Apa yang mesti dilakukan setelah membeli burung bakalan?
Sebelum membeli burung bakalan, pastikan Anda sudah menyiapkan sangkar
dan perlengkapannya. Bersihkan sangkar dari debu maupun bekas kotoran
(feces) burung. Semprotkan larutan desinfektan (obat suci hama) ke
seluruh bagian sangkar, termasuk jeruji dan bagian dasar.
Desinfektan bisa dibeli di apotik maupun poultry shop. Bisa juga
menggunakan FreshAves, di mana setiap 5 gram serbuk FreshAves dilarutkan
dalam 1 liter air, kemudian larutan tersebut disempotkan ke seluruh
bagian sangkar. Sangkar memang harus diproteksi sejak dini, karena
menjadi satu-satunya “rumah” bagi burung selama berada dalam
pemeliharaan manusia.
Selanjutnya, sangkar dikerodong
setengahnya saja. Wadah pakan dan wadah air minum yang sebelumnya sudah
dibersihkan bisa dimasukkan ke dalam sangkar. Pengisian wadah pakan /
air minum bisa dilakukan setelah Anda pergi ke pasar burung, dan pulang
membawa burung bakalan.
Kini saatnya Anda pergi ke pasar
burung. Setelah terjadi transaksi dengan pedagang di sana, masukkan
burung bakalan ke dalam kantong semen atau besek. Boleh juga memasukkan
burung ke dalam sangkar, dan selama dalam pengangkutan harus full
kerodong.
Setiba di rumah, burung jangan langsung dipindahkan
ke dalam sangkar yang sudah disiapkan. Bukankah Anda belum mengisi wadah
pakan dengan kroto, belum menggantung buah-buahan, dan belum mengisi
air dalam wadah air minum? Silakan kerjakan ketiga hal tersebut.
Kita tidak tahu persis berapa hari burung bakalan yang barusan dibeli
berada di tangan pedagang. Mungkin sudah seminggu, mungkin baru kemarin,
atau mungkin baru beberapa jam sebelum Anda membelinya. Jadi kita
mengasumsikan burung masih rawan stres.
Karena itu, penting
sekali untuk menangkal potensi stres (termasuk stres selama perjalanan
dari pasar burung ke rumah) dengan mencampurkan BirdFirstAid ke dalam
air minumnya. Silakan pencet link tersebut untuk mengetahui cara
pemakaiannya.
Jika semua persiapan sangkar dan perlengkapannya
sudah beres, burung bakalan sudah bisa dimasukkan ke dalam sangkar. Anda
bisa menerapkan sistem setengah kerodong, tetapi lebih dianjurkan jika
seminggu pertama menggunakan sistem full kerodong.
Gantung
sangkar di tempat yang tenang terlebih dulu, untuk membiarkan burung
beradaptasi dengan situasi di dalam sangkar dan lingkungan yang baru.
Melatih burung bakalan makan voer
Salah satu konsekuensi yang harus dijalani saat membeli burung bakalan
adalah harus selalu menyediakan kroto (untuk burung pemakan serangga)
atau buah-buahan untuk burung pemakan buah.
Burung pemakan
serangga mungkin memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi daripada burung
pemakan buah, terutama di masa awal pemeliharaan burung bakalan. Sebab,
dalam situasi dan kondisi tertentu, tidak ada jaminan bahwa toko / kios
burung selalu memiliki stok serangga seperti jangkrik dan kroto.
Berbeda dengan buah, yang selalu bisa diperoleh di semua pasar
tradisional maupun pasar modern.
Apabila ada jaminan pasokan
serangga dan kroto, sebenarnya burung berkicau tak perlu diberi voer.
Kalau sebagian besar burung berkicau dalam pemeliharaan manusia umumnya
dilatih makan voer, konteksnya tak lain untuk mengantisipasi kemungkinan
stok serangga dan kroto habis di pasaran, sementara burung harus diberi
pakan untuk mempertahankan hidupnya.
Lalu bagaimana cara
melatih burung bakalan agar mau makan voer sehingga memiliki peluang
hidup lebih lama dan mudah dalam perawatan selanjutnya? Berikut beberapa
tips mengenai bagaimana melatih burung bakalan supaya mau makan voer.
PAKAN POPULAR UNTUK BURUNG BAKALAN:
KROTO, JANGKRIK, DAN ULAT HONGKONG
Burung bakalan dari jenis pemakan serangga yang popular dibeli
kicaumania antara lain murai batu, kacer, ciblek, dan prenjak. Di sini
ada beragam cara melatih burung mau makan voer, yaitu :
Mencampurkan kroto dan voer
Voer yang digunakan adalah voer lembut atau halus yang ditaburi kroto
secukupnya, lalu dibasahi dengan sedikit air, dan diaduk hingga merata.
Pada bagian atasnya ditaburi lagi dengan sedikit kroto, kemudian
diberikan kepada burung bakalan selama beberapa hari.
Mencampurkan serangga dan voer
Mungkin, Anda kesulitan mendapatkan kroto, sehingga bingung memikirkan
pakan yang harus diberikan untuk melatih burung bakalan agar mau makan
voer. Sebenarnya bisa juga menggunakan ulat hongkong dan jangkrik.
Caranya, ulat hongkong (UH) dipotong kecil-kecil. Jangkrik dibuang
kepala, sayap, dan kakinya, sehingga tinggal bagian perutnya saja yang
digunakan. Campurkan potongan UH, jangkrik, dan voer lembut, lantas
diaduk hingga merata. Basahi dengan sedikit air, agar butiran voer bisa
menempel ke bagian serangga dan UH yang akan dimakan burung.
Mencampurkan kroto, serangga, buah, dan voer
Cara lain adalah dengan menggiling atau memblender serangga dan kroto
bersama voer kasar. Yang dimaksud dengan voer kasar adalah voer yang
biasa dikonsumsi ayam. Masukkan voer secukupnya ke dalam blender.
Masukkan pula potongan ulat hongkong, potongan perut jangkrik, dan
potongan kecil buah pisang (sedikit saja).
Setelah semua bahan
terkumpul, nyalakan blender lalu giling hingga menjadi butiran halus.
Setelah itu bisa diberikan pada burung. Untuk mengelabuhi burung
bakalan, taburi bagian atasnya dengan sedikit kroto.
Mencampurkan kroto dan tepung jangkrik
Saat ini tepung jangrik banyak dijumpai di pasaran. Tepung ini juga
bisa digunakan untuk melatih burung bakalan agar mau makan voer.
Caranya, campurkan tepung jangkrik dengan voer lembut, kemudian bagian
atasnya ditaburi dengan potongan perut jangkrik dan potongan kecil ulat
hongkong.
Untuk burung pemakan buah-buahan
Burung bakalan
dari jenis pemakan buah-buahan yang popular antara lain cucak hijau,
anis merah, anis kembang, ciung batu, dan sebagainya. Berikut ini cara
membuat burung bakalan terbiasa dengan makanan buatan seperti voer.
Buah yang digunakan adalah pisang, karena merupakan makanan favorit
hampir semua burung pemakan buah. Caranya, pisang dipotong-potong,
kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang berisi voer lembut. Aduk dengan
sendok makan hingga merata. Bagian atasnya ditaburi lagi dengan beberapa
potongan kecil buah pisang. Kini pakan siap diberikan kepada burung
bakalan.
Bisa juga dengan memblender voer ayam yang dicampur dengan buah-buahan seperti pisang, pepaya, dan buah lainnya.
Untuk melatih burung bakalan agar mau makan voer diperlukan kreativitas
dan gerak cepat. Jika mengalami kegagalan pada salah satu cara, Anda
harus segera berganti ke metode lain. Meski jenis burungnya sama, belum
tentu semuanya menyukai metode tertentu saja, karena karakter burung pun
tidak selalu sama.
Adapun untuk mengetahui apakah burung sudah
mau makan voer bisa dilakukan dengan mengamati bentuk kotoran (feces)
burung. Jika kotorannya sudah berbentuk, maka burung bisa diberi voer
untuk hariannya.
Menjinakkan burung bakalan
Kalau sudah mau
makan voer, tugas selanjutnya adalah bagaimana membuat burung bakalan
cepat jinak. Berikut ini beberapa cara melatih burung agar cepat jinak :
Menggantung burung di tempat ramai atau banyak aktivitas bisa membuat
burung terbiasa dengan situasi dan kondisi tersebut. Lama-lama burung
tidak mudah ketakutan kalau ada yang lewat di depan atau di bawah
sangkarnya. Proses ini tidak membuat burung menjadi sangat jinak, tetapi
lebih tepat dikatakan sebagai “jinak lalat”. Ia tidak takut melihat
kehadiran manusia, tetapi ketika didekati, burung masih terlihat
ketakutan sehingga meloncat ke sana-kemari.
Memandikan burung
bakalan yang masih giras hingga basah kuyup kerap dilakukan penggemar
burung perkutut, derkuku, paruh bengkok, beo, jalak, dan beberapa jenis
burung lainnya. Teknik memandikannya adalah burung dipegang, kemudian
diusap-usap dengan air bersih hingga basah. Setelah dimandikan, burung
diangin-anginkan sambil diberi pakan. Kali ini pakan tidak diberikan
dalam cepuk, tetapi langsung dari tangan Anda. Caranya, sodorkan tangan
Anda yang memegang jangkrik atau UH di depan burung.
Memberi jangkrik dengan lidi
Salah satu cara efektif untuk mempercepat proses penjinakan burung
bakalan, sekaligus mempererat hubungan batin antara manusia dan burung,
adalah memberikan pakan kesukaan seperti jangkrik atau UH dengan
menggunakan lidi panjang. Setiap hari, ukuran panjang lidi dipotong
sekitar 2-3 cm sampai beberapa hari kemudian sudah tidak diperlukan lidi
lagi. Artinya, burung langsung diberi pakan melalui tangan kita
sendiri.
Metode ini diyakini bisa membuat burung menaruh
kepecayaan kepada kita, bahwa kita bukanlah musuhnya, melainkan sahabat
yang setiap hari memberinya pakan kesukaannya. Dengan demikian, burung
pun lama-lama menjadi jinak terhadap kita selaku pemilik atau
perawatnya.
Memberi kerodong setengah
Untuk burung dewasa,
proses penjinakan jauh lebih sulit. Setiap melihat orang lewat di
depannya, burung sering menabrak jeruji sangkar. Tetapi kita masih bisa
berbuat sesuatu agar burung cepat jinak. Caranya, sangkar bagian
belakang, serta samping kiri dan kanan ditutup dengan kertas koran, atau
kerodong. Hal ini dilakukan selama beberapa hari, sampai burung tidak
mudah panik lagi dan tidak lagi menabrak jeruji sangkar.
Menggantung burung dalam jarak rendah juga bisa mempercepat proses
adaptasi burung menjadi jinak. Dalam hal ini, sangkar burung bisa
digantung di luar maupun didalam rumah. Menggantung burung di atas
televisi atau di ruang keluarga juga lebih mempercepat burung giras
menjadi jinak.
Perawatan burung bakalan agar rajin bunyi
Jika
burung bakalan sudah mau makan voer, dan relatif sudah jinak, kini
saatnya melatih burung agar rajin bersuara. Namun perlu diingat, selain
faktor perawatan, ada faktor lain yang menentukan cepat dan lambat
burung berkicau.
Faktor lain yang dimaksud antara lain umur
burung, kondisi fisik dan kesehatannya, pakan serasi-seimbang, pemberian
extra fooding secara teratur, pemberian multivitamin dan multimineral,
serta kebersihan kandang dan lingkungan.
Lalu bagaimana
mengatur semuanya agar burung bisa dalam kondisi tersebut? Salah satu
caranya melalui perawatan secara teratur dan konsisten, termasuk program
pemasteran.Dalam kondisi normal, burung yang sehat, selalu mendapat
asupan pakan yang bergizi, dan perawatan harian yang intensif menjadi
lebih cepat bunyi.
Jika ternyata burung masih saja ngeriwik,
padahal sudah beranjak dewasa, berarti ada masalah dengannya. Untuk
penanganan burung bermasalah seperti itu, Anda bisa melakukan terapi
menggunakan produk yang mengandung hormon testosteron maupun stimulan
untuk pembentukan testosteron secara alami.(by. Om Kicau)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking